Rumah. Itulah satu tempat yang selalu bisa membuat saya nyaman, aman, tenang, dan hangat. Maka tidak heran jika rumah lah yang selalu saya rindukan. Embun pagi yang menyejukkan hati, angin sepoi yang menghembuskan kedamaian, langit biru yang selalu membawa kejernihan pikiran, dan rumput-rumput taman yang tiada lelah saya pandangi. Tidak lupa pula anak-anak kecil yang sering bermain bola di depan rumah saya. Keceriaan, tawa, teriakan, tangisan, dan keramahan mereka yang semakin membuat saya selalu teringat dengan rumah. Pada awalnya sangat berat bagi saya untuk meninggalkan rumah, keluarga, sahabat, dan teman saya untuk merantau ke Yogyakarta. Saya jauh dari orang-orang yang selalu mengawasi saya. Saya jauh dari orang-orang yang selalu mengingatkan saya. Saya jauh dari orang-orang yang selalu memberi saya perhatian. Banyak keraguan yang timbul dalam benak. Mampukah saya bertahan? Mampukah saya berjalan sendiri? Mampukah saya mengembangkan diri saya menjadi lebih baik?
Sudah lebih dari dua tahun saya berusaha mengejar mimpi saya di kota pelajar ini. Banyak teman, banyak tempat, dan banyak kenangan yang membuat hidup saya lebih berwarna selama saya berada di kota yang juga disebut sebagai kota budaya ini. Pengalaman baik, pengalaman buruk, sudah silih berganti menghampiri saya selama saya mengemban ilmu di sini. Kesalahan-kesalahan pun kerap saya lakukan. Melakukan kesalahan bukanlah semata-mata dosa, dengan kesalahan itulah saya bisa lebih belajar mengenai apa yang sebenarnya baik dan apa yang sebenarnya buruk. Saya memiliki keyakinan, manusia tidak dapat memutar kembali waktu, namun manusia dapat memulai ulang dari awal agar bisa mendapatkan hasil yang lebih baik. Melakukan kesalahan adalah hal yang wajar, namun yang terpenting adalah kesadaran diri telah melakukan kesalahan dan mempunyai keinginan dan usaha untuk berubah.
Pada akhirnya, saya mampu menghilangkan segala keraguan saya saat di awal merantau. Kini saya mampu berjalan dengan kaki saya sendiri, saya lebih mampu untuk berdiri tegak, dan saya lebih mampu untuk membuat keputusan-keputusan yang sebelumnya tak pernah terpikir saya dapat melakukannya. Saya sangat berterimakasih kepada orang-orang yang jauh dari saya, di kampung halaman saya sendiri, atas segala doa, motivasi, dan kepercayaan yang mereka berikan. Mereka lah yang selalu memberikan saya kekuatan dan keyakinan hingga kini saya mampu bertahan untuk merantau. Kini saya berjanji, saya akan menjadi orang yang lebih baik, saya akan menjadi orang yang lebih memiliki ilmu, sehingga ketika saya pulang ke rumah, tidak ada rasa penyesalan ataupun kesedihan, melainkan rasa bangga.
anastasia.regina // May 20, 2016 at 7:25 am
semangat hidup di perantauan intan
a.a.ayu.i // May 20, 2016 at 7:30 am
thanks anaass, semangaaatt