Stories of Youth

Selama saya berada di Yogyakarta, saya tidak pernah melupakan kewajiban saya sebagai umat Hindu untuk melakukan persembahyangan di tempat saya tinggal ataupun di Pura. Di Yogyakarta, terdapat satu Pura yang paling sering saya kunjungi, yaitu Pura Jagatnatha Banguntapan. Pura tersebut berlokasi dekat dengan Ambarrukmo Plaza, atau lebih tepatnya di Jalan Pura no.370, Desa Plumbon Banguntapan, Bangtul, Yogyakarta. Mahasiswa Hindu lainnya, terutama perantau seperti saya, paling sering datang ke Pura ini karena aksesnya yang mudah dan yang paling dekat dengan mereka. Saya biasanya bersembahyang di Pura ini ketika ada hari suci keagamaan, seperti pada saat Purnama, Tilem, dan juga saat hari raya seperti Galungan dan Kuningan. Namun tidak harus menunggu adanya hari suci untuk bersembahyang di Pura, ketika saya ada waktu luang saya akan berusaha untuk menyempatkan diri ke Pura. Pura ini tidak selalu ramai, biasanya akan ramai oleh umat Hindu ketika ada hari suci. Pada saat hari suci, biasanya banyak masyarakat Hindu sekitar yang akan menjual perlengkapan persembahyangan seperti canang, dupa, daksina, dan yang lainnya.

Pura ini juga sudah terkelola dengan cukup baik. Di sini, umat Hindu dapat meminjam pakaian untuk bersembahyang (seperti “kamen” dan selendang), dan juga disediakan dupa dan korek api yang dapat umat Hindu gunakan secara gratis. Di dalam Pura itu sendiri juga keadaannya sangat asri, nyaman, dan memadai untuk tempat bersembahyang. Suasananya pun juga sangat tenang sehingga sangat membantu saya agar bisa berkonsentrasi dan fokus melakukan persembahyangan. Dana untuk mengelola Pura ini biasanya didapatkan dari donatur dan institusi setempat. Selain tempat untuk bersembahyang, di Pura ini juga terdapat wantilan, yaitu suatu ruang terbuka beratap, yang biasanya dijadikan tempat rapat, baik itu oleh masyarakat sekitar ataupun keluarga mahasiswa Hindu yang ada di universitas di Yogyakarta.